SURAT AL-ANKABUT AYAT 45 SEBAGAI PIJAKAN PEMBINAAN AKHLAK: DARI GRAND THEORY MENUJU AKSI

Tidak tanggung-tanggung, Allah memfirmankan bahwa shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Nash suci ini tentu bukan sembarangan. Allah SWT sendiri yang memberi jaminan bahwa setiap muslim yang mengerjakan ibadah pokok ini dengan khusyuk dan berkesinambungan, maka ia akan tercegah dari perbuatan keji dan munkar.

Al-Qur'an surat Al-Ankabut/29: 45 yang berbunyi:

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ    ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ   ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dalam konteks pembinaan akhlak mahasiswa (lebih sempit: karakter mahasiswa), ayat di atas kita posisikan sebagai grand theory. Dari grand theory dilahirkan middle theory (konsep teoritis atau hukum ilmu pengetahuan). Dari hukum ilmu dilahirkan konsep operasional. Dari konsep operasional, dilahirkan rencana aksi. Dari rencana aksi, dilakukan aksi pembinaan akhlak.

Pada tingkat grand theory, dari ayat di atas dapat dirumuskan konsep dasar sbb:

Akhlak kepada Allah adalah fundamen akhlak kepada manusia. Akhlak kepada Allah dimulai saat seorang muslim beribadah kepada-Nya. Akhlak dimaksud berupa ketundukan (khusyu'), pengagungan (ta'zhim), kerendahhatian (tadharru'), kelembutan ucapan (khufyah), rasa takut (khauf), hati yang harap (thama'), dan sebagainya. Senyawa dengan nilai-nilai tersebut, maka seorang muslim dituntut menjaga kesucian dirinya dari dosa-dosa.  Hal ini sebagai bukti pertobatannya kepada Allah. Penting digarisbawahi bahwa muslim yang menjaga kesucian diri dari dosalah yang dapat menerapkan nilai-nilai akhlak dalam ibadah tersebut dengan baik. 

Berdasarkan grand theory di atas, dipadu dengan khazanah pengetahuan dan pengalaman para ulama dan 'arifin, maka dapat pula dirumuskan suatu middle theory bahwa semakin baik ibadah shalat seorang muslim (atau semakin baik akhlak seorang muslim kepada Allah), maka semakin baik pula akhlaknya kepada manusia dan lingkungan.

Dari middle theory ini dapat dirumuskan konsep rencana aksi pembinaan akhlak mahasiswa. Tujuan utama rencana aksi adalah memperbaiki akhlak mahasiswa kepada Allah melalui peningkatan aspek esoteris dan eksoteris ibadah. Poin-poin pokok yang mesti dilakukan adalah:

  1. Membekali mahasiswa pengetahuan dan keterampilan mengerjakan ibadah shalat yang sempurna. Mulai dari bersuci, wudhuk, kaifiyat dan makna bacaan shalat, dan secara khusus adab-adab lahir dan batin. Pembekalan adab-adab batin dalam shalat melalui penguatan pengetahuan ma'rifah qalbiyyah tentang shalat mesti menjadi penekanan utama.
  2. Membekali mahasiswa pengetahuan dan keterampilan fiqhiyyah dan sufiyyah tentang zikir dan do'a khususnya zikir dan do'a sesudah shalat.
  3. Menyuasanakan shalat-shalat sunnah lain, khususnya shalat tahajjud.
  4. Menyuasanakan muhasabah atau sejenisnya dalam kehidupan ma'had.
  5. Sebagai tahap akhir adalah aksi (implementasi) di lapangan secara terencana, terukur, dan akuntabel, dan berkesinambungan.
Sebagai penyempurna lima poin di atas adalah melakukan pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dan bentuk-bentuk kegiatan berbentuk pelatihan (diklat) yang capaian pembelajarannya adalah terbinanya akhlak mahasiswa melalui ibadah kepada Allah. Allahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAKWAH KEMANUSIAAN SEMESTA: PESAN MILAD AISYIYAH 107 TAHUN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته   الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله واصحابه ومن ولهه  Yth., Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah S...