Sabtu, 13 Mei 2023

POKOK-POKOK QUR'ANIC WORLD VIEW TENTANG METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Sebelum lebih jauh mendiskusikan metode dan strategi pembelajaran dalam perspektif Al-Qur'an, terlebih dahulu penting dijelaskan perbedaan antara pendekatan, metode, dan strategi dalam konteks pembelajaran.

Dalam hal ini, perlu digarisbawahi bahwa suatu pembelajaran membutuhkan suatu pendekatan. Dalam implementasinya, suatu pendekatan membutuhkan metode. Dalam menerapkan suatu metode, maka butuh strategi tertentu. Misalkan, pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Ketika seorang guru menerapkan suatu pendekatan (misalnya pendekatan saintifik), tentu saja membutuhkan metode-metode pembelajaran tertentu. Misalnya metode diskusi. Dalam memilih dan menerapkan suatu metode pembelajaran (katakanlah metode diskusi), maka seorang guru perlu suatu strategi, yaitu strategi diskusi yang menghadirkan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan.

Istilah Qur'anic world view di sini artinya pandangan dunia Al-Quran. Dalam diskusi ini maksudnya bagaimana perspektif filosofis Al-Quran tentang metode dan strategi dalam pendidikan.

Sementara metode (manhaj) adalah cara yang diterapkan dalam membangun suasana belajar sehingga pemelajar memperoleh pengalaman belajar. Dalam konteks pengalaman belajar itu terjadi proses internaliasi, transformasi dan transper ilmu, keterampilan dan nilai.

Al-Qur`an dan Hadits tidaklah menyediakan panduan yang bersifat tekstual tentang manhaj dan strategi pembelajaran dalam pendidikan Islam. Namun, dari kedua sumber utama pendidikan Islam ini dapat digali dan ditarik prinsip-prinsip dasar metode dan strategi pembelajaran.

Di antara ayat Al-Qur`an dan Hadits yang dapat menjadi pijakan perumusan world view Al-Qur`an tentang metode dan strategi pembelajaran yaitu:

Al-Qur`an:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi meraka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apa bila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran/3 ayat 159).

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl/16 ayat 125).

Hadits:

Yassiru wa la tu'assiru, basyysyiru wa la tunaffiru (Permudahlah, jangan persulit. Gembirakanlah jangan membuat mereka meninggalkan (dakwah/pembelajaran, pen.).

Ayat Al-Qur`an dan Hadits di atas ---dan ayat atau hadits lainnya yang terkait--- tidaklah berbicara secara tekstual (harfiah) terkait metode dan strategi pembelajaran. Tetapi secara filosifis dapat ditarik pandangan bahwa dalam mendesain atau memilih metode dan strategi pembelajaran, ayat dan hadits di atas dapat mencahayai kalbu dan pikiran kita untuk menarik poin-poin pemikiran tentang prinsip perumusan dan pemilihan metode dan strategi pembelajaran.

Beberapa prinsip dasar dalam memilih metode dan menerapkan strategi pembelajaran perspektif Al-Quran yaitu:

  1. Prinsip Tauhid

Prinsip Tauhid (Prinsip Keesaan Allah). Prinsip ini mengandung makna bahwa metode dan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran harus mengorientasikan siswa kepada penguatan keyakinan untuk tunduk, taat, dan patuh kepada Allah SWT. Dengan demikian, semua kreasi metode dan pilihan strategi pembelajaran mesti membawa suasana pembelajaran kepada pentauhidan Allah SWT. Dengan berdiri kokoh di atas prinsip tauhid ini, pendidik mengenyampingkan berbagai metode dan strategi yang membawa kepada nilai-nilai syirik.

2. Prinsip Taisir (Kemudahan dan Kelapangan)

Prinsip taisir artinya prinsip kemudahan dan kelapangan. Pendidik harus memperhatikan metode dan strategi yang mudah dan lapang dalam penerapannya. Pertimbangan pemilihan suatu metode mestilah memperhatikan kemudahan dan kelapangan bagi si pemelajar, bukan bagi kepentingan guru. Disebut demikian, karena dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didiklah yang harus dimenej dengan sebaik-baiknya oleh guru (pendidik). Jika tingkat keaktifan peserta didik semakin baik, maka pembelajaran pun akan semakin bermakna.

3. Prinsip Kecerdasan

Pendidik dituntut senantiasa cerdas untuk menerapkan strategi dan memilih metode yang paling tepat untuk membuat dan mendesain pembelajaran aktif (active learning). Pendidik tidak boleh berhenti dan harus kreatif dalam memilih metode dan menerapkan strategi yang cerdas dan efektif dalam proses pembelajaran.

4. Prinsip 'Amaliy (Kepraktisan)

Pendidik harus memilih atau mendesain metode dan strategi yang praktis untuk diterapkan. Sehingga pendidik dan peserta didik semakin mudah dalam menerapkannya.

Wallahu a'lam.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar