Mengapa begitu banyak misteri sejarah yang tersembunyi? Jawabannya, karena menurunnya minat pada pendekatan politik dan meningkatnya pendekatan sosial dalam penulisan sejarah, yang sebenarnya merupakan bias mindset era kolonial.
Pendekatan sosial dalam penulisan sejarah, hasil akhirnya adalah Historiografi Khusus yang dilepaskan dari faktor utama penggeraknya, sehingga narasinya memiliki karakter yang datar dan kering. Hasil akhirnya, tidak ada ruh dalam tulisannya. Hilangnya ruh dalam sebuah tulisan, sejatinya merupakan ciri utama keilmuan sekuler.
والله اعلم
Anhar:
Subhanallah... Maha Suci Allah dari filsafat sejarah yang salah. Boleh jadi ada juga benarnya bahwa pendekatan sejarah sosial itu produk mindset poskolonial. Pendekatan ini terlepas dari ruh sejarah yg disebut "sunnatullah".
Mari kita renungkan ayat ini:
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ ۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَ رْضِ فَا نْظُرُوْا كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
"Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. Ali 'Imran/3: 137)
Ayat di bawah ini menjelaskan bahwa suatu komunitas sosial telah ditentukan ajalnya:
قُلْ لَّاۤ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُ ۗ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۗ اِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudarat ataupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki." Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Yunus 10: Ayat 49)
Secara tersirat, bisa dikatakan bahwa ada jiwa dari sejarah. Oleh karena itu, perlu pemahaman filsafat sejarah dangan berpijak kapada perenungan terhadap ayat-ayat yang di antaranya disebut di atas.
Anhar:
Iya, barangkali bisa begitu. Yang jelas, agar suatu peradaban berumur panjang, maka komunitas dalam suatu peradaban itu ---menurut konsep ilmu sosial profetik Kuntowijoyo--- mesti konsisten dalam misi dan tugas ta'muruna bil ma'ruf (humanisasi), tanhauna 'an al-munkar (liberasi), dan tu'minuna billah (transendensi= mengorientasikan hidup masyarakat kepada nilai-nilai ilahiyah). Filosofi sejarah seperti ini yang membuat umur suatu peradaban berumur panjang.
----Mari kita renungkan kandungan surat Ali Imran/3: 110, yang jadi landasan Kuntowijoyo.
Gambar:
Usai pelantikan Wakil Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar