Jumat, 21 Oktober 2022

MAKNA PENDIDIKAN ISLAM



Kita akan mendiskusikan makna pendidikan Islam dalam perspektif filsafat. Ingat pembahasan suatu objek dari sudut filsafat setidaknya kita mengkajinya dari salah satu sudut cabang filsafat. Bisa dari sisi ontologi, epistemologi, atau juga aksiologi. Atau memahami objek dengan utuh berdasarkan pendekatan ketiga cabang filsafat tersebut.

Pendidikan 

Pendidikan dari kata "didik". Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1, disebutkan "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."

Dalam kata pendidikan terkandung usaha pengkondisian yang natural agar anak secara aktif mengembangkan potensi dirinya secara bebas menuju puncak insaniyah manusia (insan kamil). Dengan demikian, dalam kata "pendidikan" ---meminjam istilah Kuntowijoyo--- terkandung makna  humanisasi (pemanusiaan manusia/insanisasi), liberasi (pembebasan manusia dari mitos menuju logos), dan transendensi (pengorientasian tujuan hidup manusia kepada kesucian, kebenaran dan kebaikan). 

Dalam kata pendidikan terkandung makna pembelajaran. Pembelajaran adalah mesin peggerak proses pendidikan. Mesin ini harus didesain sebermakna mungkin untuk mendorong perkembangan minat, bakat dan kecakapan peserta didik.


Pengertian Istilah Ta'lim, Tarbiyah dan Ta'dib

Ta'lim (تعليم ) adalah bentuk mashdar dari fi'l al-madhi: 'allama, artinya pengajaran. Tarbiyah (تربية ) dari rabba (رب ), artinya pendidikan. Sementara ta'dib (تاءديب ) dari kata addaba (ادب ), artinya pengadaban, pendisiplinan. 

Naquib al-Attas berpandangan bahwa istilah tarbiyah bukanlah istilah yang tepat untuk menyebut pendidikan Islam. Term tarbiyah menurutnya, terma yang relatif baru dan pada hakikatnya tercermin dari konsep paedagogis Barat. Berdasarkan analisis semantik terhadap penggunaan kata rabba dan turunannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, Al-Attas berpendapat bahwa konsep tarbiyah masih bersifat generik. Semua makhluk hidup, seperti tumbuhan, mineral dan hewan pun  masuk dalam konsep ini. Dengan demikian, kata tarbiyah mengandung unsur pendidikan yang bersifat fisik dan material. Kata tarbiyah juga mengacu kepada kepemilikan, seperti kepemilikan ayah terhadap anaknya. Tujuan tarbiyah secara normal bersifat pisik dan material dan berwatak kuantitatif. Dengan demikian, al-Attas menjelaskan bahwa perbedaan antara ta'dib dan tarbiyah bersifat substantif. Makna tarbiyah lebih menonjol pada aspek kasih sayang (rahmah) pengasuhan dan pemeliharaan, sementara ta'dib, selain berdimensi rahmah juga berdimensi pengajaran ilmu pengetahuan. Secara mendasar, ia berpandangan bahwa konsep ta'dib mencakup seluruh unsur-unsur pengetahuan, pengajaran, dan pengasuhan yang baik. Karena itu, istilah ta'dib, bagi al-Attas adalah istilah yang paling relevan untuk memaksudkan pendidikan Islam. Adapun makna istilah ta'lim, lebih kepada transper of knowledge berupa pengetahuan verbal yang rasional dan empirik.1] 


Al-Qur`an dan Sunnah sebagai Sumber Filosofi, Paradigma, Konsep, Metodologi Pendidikan Islam

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:1]

كَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْکُمْ رَسُوْلًا مِّنْکُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْکُمْ وَيُعَلِّمُکُمُ الْكِتٰبَ وَا لْحِکْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ 

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151)

Ayat di atas menegaskan posisi Nabi Muhammad Saw., sebagai subjek (Rasulullah) yang secara khusus diberi tugas mendidik manusia. Sekali gus pula dijelaskan konten/materi yang akan diajarkan. Secara metodologis, dapat juga dilihat bahwa pendidikan di sini dimulai dari tilawah, tazkiyah, dan ta'lim.

Satu ayat ini saja sudah cukup untuk meyakinkan bahwa Al-Qur`an menjadi sumber naqliyah dan inspirasi perumusan filsafat, paradigma, konsep dan metodologi pendidikan Islam. Belum lagi kalau kita membaca dan merenungkan ayat-ayat lain dan hadits-hadits terkait, misalnya surat Al-Baqarah ayat 129, 30-38, surat Adz-Dzariyat ayat 56, surat Al-Jumu'ah ayat 2, surat Al-'Alaq ayat 1-5,   dll. Oleh karena itu sangat tepat jika disebut bahwa Al-Qur`an dan Sunnah adalah sumber utama pendidikan Islam.


Prinsip-pronsip Pokok dan Disntinktif Pendidikan Islam

Prinsip pokok dan distinktif pendidikan Islam adalah tauhid pendidikan (bukan pendidikan tauhid). Tauhid pendidikan dimaksudkan, pemosisian tauhid (Ilahiyah) sebagai hakikat, prinsip pokok dan asasi pendidikan. Secara operatif memposisikan Al-Qur'an sebagai sumber utama pemikiran, konsep, teori dan aksi pendidikan Islam. Dari sumber utama inilah dideduksi prinsip-prinsip partikular pendidikan Islam. Mari kita lihat deduksi Asy-Syaibani berikut:

Omar Mohammad al-Thoumi al-Syaibani (ilmuan Internasional), merinci prinsip umum pendidikan Islam, yaitu:3] 
(1) prinsip universal (asy-syumul), 
(2) keseimbangan (at-tawazun wal i`tidal) antara kepentingan dunia dan akhirat, 
(3) kejelasan (al-wudhuh), 
(4) sinkronisasi (`adam at-tanaqudh), 
(5) realistis (alwaqi`iyyah), 
(6) menerima bentuk perubahan yang diperlukan (as-siyaqah fi syakli taghaiyyurat marghubah), 
(7) memperhatikan perbedaan individual (mar`atul furuq al-fardiyyah), 
(8) dinamis dan menerima perubahan dan perkembangan dalam mengembangkan prinsip-prinsip universalitas Islam (ad-dinamiyyah wa qabilah attaghaiyyur wa at-tathawwur fi itharil qawa`id al-kullyyah lid-din).

Ilham Ramadhan Siregar (ilmuan lokal) mencoba merincikan prinsip-prinsip pokok pendidikan Islam sbb: 4]

1. Prinsip kewajiban belajar dan mengajar dalam Islam.
2. Prinsip pendidikan sepanjang hayat.
3. Prinsip pendidikan untuk semua.
4. Prinsip pendidikan integral dan seimbang.
5. Prinsip pendidikan yang menyenangkan.
6. Prinsip pendidikan berbasis riset dan perencanaan.
7. Prinsip pendidikan yang unggul dan profesional.
8. Prinsip pendidikan berbasis masyarakat dan ummat.
9. Prinsip pendidikan sejak usia dini.

Catatan Kaki:

1]Zulham Efendi, "Pemikiran Pendidikan Muhammad Naquib Al-Attas" Jurnal WARAQAT STAI As-Sunnah Deli Serdang,Volume II, No. 2, Juli-Desember 2017 dalam https://doi.org/10.51590/waraqat.v2i2.61; Sehat Sultoni Dalimunthe, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Bangunan Ilmu Islamic Studies (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 5-6.  Penjelasan rinci lihat edisi Indonesia karya asli Syed Muhammad Naguib Al-Attas dan Jalaluddin Rakhmat. Konsep Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam. Mizan, 1984. (Saat artikel ini ditulis, buku terakhir ini tidak ditemukan).

2]Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

3]Syabuddin Gade, "Perbandingan Konsep Dasar Pendidikan Antara Dewey dan Asy-Syaibani", Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 12 No. 1, Agustus 2011, h. 102.

4] Ilham Ramadhan Siregar, "Prinsip-prinsip Pendidikan Perspektif Al-Qur`an dan Hadits", dalam Al-Mu'tabar, Jurnal Ilmu Hadits, Vol. II No. 1 Januari 2022.

Gambar:

Halaman Pascasarjana UIN Syahada P. Sidimpuan, diambil dari lantai 2 Gedung Pascasarjana 21 Oktober 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar