Senin, 26 September 2022

MODEL PENGEMBANGAN INTEGRASI KEILMUAN DI UIN SYAHADA PADANGSIDIMPUAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, model diartikan "pola" (sistem, cara kerja, bentuk). Dalam kalimat, misalnya "pola permainan" atau "pola pemerintahan".1] Model pengembangan integrasi keilmuan dapat dimaknai sistem atau atau cara kerja pengembangan integrasi keilmuan. Integrasi keilmuan di UIN Syahada dipahami sebagai integrasi/pemaduan 'ulum ad-diniyah, ulum al-insaniyah dan ulum al-kauniyah dalam kajian dan penelitian mahasiswa dan dosen melalui pendekatan interdisipliner, multi disipliner dan transdisipliner.

Bagaimana Model Pengembangan Integrasi Keilmuan UIN Syahada?
Berikut dijelaskan model pengembangan integrasi keilmuan UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan (selanjutnya disingkat UIN Syahada). Pertama-tama akan dijelaskan pijakan atau basis pengembangan integrasi keilmuan, yaitu basis filosofi dan paradigma pengembangan keilmuan. Kedua, Metodologi pengembangan integrasi keilmuan. Ketiga, implementasi dan operasionalisasi.

1. Basis Pengembangan: Filosofi dan Paradigma
Model pengembangan integrasi keilmuan UIN Syahada didasarkan kepada filosofi integrasi ilmu (integration of knowledge). Hal ini sebagaimana filosofi keilmuan yang dianut oleh seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia. Pandangan dasar (theological and philosophical view) filosofi integrasi keilmuan yaitu Allah SWT adalah sumber utama ilmu pengetahuan. Ma'rifatullah (mengetahui Allah) adalah puncak pencarian keilmuan. Filosofi ini memosisikan Al-Qur`an tidak saja sebagai grand theory, tapi bahkan grand philosophy pengembangan ilmu. Dalam konteks ini Al-Qur`an menjadi petunjuk dan pembimbing (huda dan rusyd) keilmuan. Dalam surat Fussilat ayat 51, yang menjadi salah satu pijakan penting filosofi integrasi keilmuan UIN Syahada Padangsidimpuan, memberi petunjuk bahwa afaq (ufuk, cakrawala), anfus (diri manusia) adalah ayat Allah (tanda atau simbol Kemahabesaran Allah). Afaq di sini adalah ayat kauniyah, sementara anfus adalah ayat insaniyah.  Dalam perspektif berpikir Hasan Langgulung, yang juga diadopsi dalam pemahaman filosofi integrasi ilmu UIN Syahada, ayat kauniyah dan ayat insaniyah ini menjadi "kamus" bagi ayat qauliyah (wahyu Al-Qur`an). Dengan berpikir demikian, maka menjadi jelaslah bahwa ayat kauniyah (afaqiyah) dan ayat insaniyah (anfusiyah) adalah kamus yang menjadi penjelas kandungan ayat-ayat Al-Qur`an.2] Oleh karena itu dapat pula dipahami bahwa diri manusia dan alam semesta sesungguhnya menghimpun narasi tentang penjelasan makna ayat qauliyah.

Petunjuk ayat Al-Qur`an lainnya menjelaskan bahwa ilmu itu milik Allah dan bersumber dari-Nya. Untuk memperoleh ilmu, maka  Allah memberi manusia sarana-sarana untuk memperolehnya. Sarana  utuk memperoleh ilmu adalah pendengaran, penglihatan dan fu'ad (hati). Allah membuka pintu ilmu kepada manusia melalui penggunaan sarana utama tersebut. Hanya saja ilmu yang diperoleh manusia terbatas pada ilmu yang dikehendaki Allah.3] 

Dari filosofi "integrasi keilmuan" demikian ini diturunkanlah paradigma keilmuan "Teoantropoekosentris" ("Haramu Takamul al-Ulum"). Paradigma ini ---sebagaimana dinyatakan di atas--- didasarkan kepada pandangan dasar (theological and philosophical view) bahwa Allah SWT adalah sumber utama ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui ilmu Allah itu maka Allah menunjukkan ilmu-Nya melalui tiga ayat utama, yaitu ayat qauliyah (ilahiyah), ayat nafsiyah (insaniyah), dan ayat kauniyah. Dari ketiga bentuk ayat ini lahir peradaban keilmuan. Secara khusus, dari ayat qauliyah lahir 'ulum ad-diniyah (ilmu-ilmu keagamaan). Dari ayat nafsiah (insaniyah) muncul ilmu sosial dan humaniora. Sementara dari ayat kauniyah (termasuk di sini jismiyah manusia) terproduksi ilmu sains dan teknologi. Ilmu-ilmu yang lahir dari peradaban umat manusia ini menjadi referensi berharga dalam pengembangan ilmu-ilmu integratif. Dalam operasi keilmuan di "atas meja" atau pada latar kajian, riset dan eksprimentasi ilmiah, trialektika ketiga wilayah keilmuan ini berdiri sejajar dalam kancah kajian dan penelitian. Dengan bimbingan Al-Qur`an (quar`anic world view), trialektika ketiga wilayah keilmuan ini akan melahirkan ilmu-ilmu integratif yang rahmatan li al-'alamin.

2. Metodologi
Trialektika 'ulum ad-diniyah, 'ulum al-insaniyah dan 'ulum al-kauniyah dikelola menggunakan pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner. Dalam KBBI, interdisiplin artinya antardisiplin atau antar bidang studi. Istilah interdisiplin (interdisciplinary) dalam Oxford Languages didefiniskan sebagai relating to more than one branch of knowledge. Dalam kurikulum berbasis teoantropoekosentris, pendekatan interdisipliner dipahami sebagai pendekatan pengembangan kurikulum dengan cara memadukan atau mengoneksikan dua atau lebih disiplin ilmu untuk mengkaji atau meneliti suatu objek kajian atau suatu masalah keilmuan. Pengkajian dalam disiplin ilmu keagamaan dipadukan dengan dengan disiplin imu sosisal-humaniora dan sains. Sebaliknya pengkajian dalam disiplin sosial-humaniora dan sains dipadukan dengan disiplin ilmu keagamaan.

Pendekatan multidisipliner. Kata multidisiliner dalam KBBI bermakna "berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan". Misalnya dalam kalimat: bidang forensik merupakan suatu telaah multidisipliner. Istilah multidisciplinary dalam Oxford Languages diartikan sebagai combining or involving several academic disciplines or professional specializations in an approach to a topic or problem. Dalam konteks integrasi keilmuan Teoantropoekosentris, pendekatan multidisipliner dilakukan dengan cara mengkombain beberapa disiplin ilmu atau beberapa spesialisasi profesi keilmuan untuk membahas suatu topik atau masalah. Cara ini lebih luas dari pendekatan interdisipliner. Pendekatan multidispliner lebih komprehensif dari pendekatan interdisipliner, karena tidak saja melibatkan berbagai disiplin akademik keilmuan tapi juga pelibatan spesialis (expert) yang memiliki keahlian. Secara metodologis, sistem kerja riset atau kajian multidisipliner sama dengan interdisipliner. Hanya saja dalam kajian atau riset multidisipliner, disamping melibatkan akademisi juga melibatkan para profesional (expert).

Pendekatan Trandisipliner. Transdisipliner secara bahasa diartikan sebagai lintas disiplin. Riset Transdisipliner (transdisciplinary research) diartikan sebagai research efforts conducted by investigators from different disciplines working jointly to creat new conceptual, theoritical, methodological, and translational innovations that integrate and move beyond discipline-specific approaches to address a common problem.4] Penerapan pendekatan ini dalam integrasi kurikulum dilakukan dengan cara mengkombain pandangan akademisi, expert, profesional, praktisi, politisi dan lainnya ketika mengkaji suatu masalah atau topik. Dalam pendekatan ini, kajian atau riset melibatkan semua unsur masyarakat yang ada kaitan dengan topik atau masalah yang memerlukan perhatian atau pemecahan. Oleh karena, pendekatan transdisiplin benar-benar lintas disiplin, lintas profesi, lintas keahlian, dan lintas praktisi dan lintas skill lainnya.

Perlu ditegaskan di sini bahwa pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner yang dilakukan benar-benar berbasis paradigma teoantropoekosentris (ilahiyah-insaniyah-kauniyah).

3. Implementasi dan Operasionalisasi
Implementasi
Implementasi pengembangan integrasi keilmuan dioperasikan pada program-program studi "Keagamaan" dan program-program studi "sosial-humaniora dan sains-teknologi". Berikut penjelasannya:5]
Pertama, Program-program studi keagamaan yang core curruculum-nya lebih ke teosentris, akan dikembangkan lebih lanjut dengan cara mengintegrasikan dan atau menginterkoneksikannya dengan ilmu atau kajian pada wilayah antroposentris dan ekosentris. Dalam operasinya di tingkat program studi, ayat qur'aniyah yang wujudnya dalam bentuk hadharah an-nash diintegrasikan atau dikoneksikan dengan ayat afaqiyah dan ayat anfusiyah, yang wujudnya hadharah al-'ilm dan hadharah al-falsafah.
Sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, program studi "keagamaan" ini menjadi core business pendidikan dan pengajaran UIN Syahada. Keberadaan program studi dan ilmu-ilmu yang berasal dari wilayah antroposentris dan ekosentris diorientasikan untuk memperkuat core business pendidikan dan pengajaran perguruan tinggi ini.6] Hal ini sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2022 pada pasal 3 ayat (2) yang berbunyi: Selain menyelenggarakan program pendidikan tinggi ilmu Agama Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan dapat menyelenggarakan program pendidikan tinggi ilmu lain untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan tinggi ilmu Agama Islam.7]

Kedua, Operasi konsep integrasi keilmuan pada program studi "sosial-humaniora dan sains-teknologi dengan cara mengintegrasikan ayat qur'aniyah pada kajian dan riset sosial-humaniora dan sains-teknologi.

Operasionalisasi 
Operasionalisasi integrasi keilmuan "Teoantropoekosentris" dalam perkuliahan dan program kurikuler dilakukan sebagai berikut:8]
Pertama, mata kuliah inti "ke-universitas-an" yang memuat epistemologi keilmuan dan materi integratif, diajarkan pada semua program studi. Mata kuliah ini memandu bagi seluruh mata kuliah lain, khsusnya dalam hal integrasi. Contoh mata kuliah ini, Filsafat Ilmu dalam Islam dan Studi Islam Komprehensif.
Kedua, pola pengajaran untuk mata kuliah tertentu, yang memuat kompetensi multidisipliner atau transdisipliner, dilakukan dengan team teaching, yang anggota dosennya berasal dari program studi atau kompetensi keilmuan yang berbeda. 
Ketiga, pada mata kuliah yang capaian atau muatan kompetensi keilmuannya sama, mahasiswa diperbolehkan mengambil pada program studi berbeda, sehingga terjadi penyebaran kompetensi dan karakter. Misalnya mahasiswa pada program studi keagamaan mengambil mata kuliah pada program studi sosial-humaniora atau program studi sains.
Keempat, desain RPS (Rencana Pembelajaran Semester) disusun berbasis teoantropoekosentirs. Di dalamnya terkonsepkan pengajaran dengan pendekatan integrasi keilmuan, apakah dari sisi materi maupun dari sisi desain perkuliahan dan dari sisi kompetensi dosen.
Kelima, memberikan keterampilan khusus kepada mahasiswa melalui program lintas disiplin berbasis integrasi keilmuan. Misalnya memberi program tahfizh kepada mahasiswa pada program-program studi sosial-humaniora dan sains, dan memberikan keterampilan saintek kepada mahasiswa prodi-prodi keagamaan.
Keenam, mewajibkan dosen dan mahasiswa menjadikan buku-buku atau jurnal yang bermuatan integrasi keilmuan sebagai referensi perkuliahan.
Ketujuh, setiap program studi memiliki panduan integrasi keilmuan "teoantropoekosentris" yang mengacu kepada panduan universitas untuk diterapkan pada semua kegiatan akademik prodi masing-masing.
_______________________
Catatan kaki:
1] https://kbbi.web.id/pola
2] Dalam QS Fussilat ayat 51, ditegaskan bahwa Allah SWT niscaya akan memperlihatkan kepada manusia ayat-ayat-Nya pada afaq dan anfus, hingga jelaslah bagi manusia bahwa Al-Qur`an itu benar. Dari sini dapat ditarik pandangan bahwa pemahaman tentang ayat-ayat kauniyah dan nafsiyah akan mengantar kepada pemahaman bahwa wahyu dalam Al-Qur`an itu benar. Ayat inilah yang secara eksplisit menegaskan bahwa ayat qauliyah, ayat insaniyah dan ayat kauniyah pada hakikatnya satu. Jadi ilmu itu sesungguhnya satu. Namun dalam objektifikasinya tampak terbagi.
3] Lihat surat Al-Baqarah ayat 30: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,..."; Al-Baqarah ayat 147: "Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu"; Al-Baqarah ayat 255: "...dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya..."; An-Nahl ayat 78: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". 
4] https://www.hsph.harvard.edu/trec/about-us/definitions/#:~:text=Transdisciplinary%20Research%20is%20defined%20as,to%20address%20a%20common%20problem.
5]Naskah Akademik "Pyramid of Sciences Integration (Haramu Takamul al-'Ulum)" UIN Syahada Padangsidimpuan.
6] Naskah Akademik "Pyramid of Sciences Integration (Haramu Takamul al-'Ulum)" UIN Syahada Padangsidimpuan.
7]Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2022 Tentang Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary. 
8]Naskah Akademik "Pyramid of Sciences Integration (Haramu Takamul al-'Ulum)" UIN Syahada Padangsidimpuan.

Gambar:
Kiriman via WA Group, dan belum diketahui dimana tempat objek potretan gambar yang indah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar