Minggu, 28 Agustus 2022

ZIKIR SESUDAH SHALAT: PENJENJANGAN MAKNA TASBIH, TAHMID DAN TAKBIR (Bag. 2)




Berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw., bersabda: "Barangsiapa bertasbih setiap selesai mengerjakan shalat sebanyak 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 33 kali, lalu jadilah 99 kali." Kemudian sabdanya: "Selanjutnya menyempurnakannya menjadi 100 dengan membaca: la ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahulmulku walahulhamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir, maka dosanya diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR Muslim, I: 267 dan Ad-Darimi, I: 312).

Susunan zikir ini ---jika dipahami dan dirasakan makna ruhaniahnya--- terasa betul penjenjangan (hirarki) makna yang dikandungnya.

1. Subhanallah (Maha Suci Allah). Dalam sejumlah ayat Al-Quran, ungkapan ini ditujukan untuk pembersihan segala pandangan dan pemahaman kita tentang syirik. Selain itu juga bermakna penentangan dan perlawanan diri kita terhadap kesyirikan. Dalam potongan ayat Al-Quran surat At-Thur/52 ayat 43 misalnya tersebut  ...subhanallahi 'amma yusyrikun (...Maha Suci Allah dari hal apa saja yang mereka syirikkan). Dengan demikian, dalam pendakian spiritual ini, tasbih yang diulang-ulang terus-menerus ini adalah tangga pertama menuju kesempurnaan penafian (peniadaan) segala ilah selain Allah. Dalam tasauf, penafian ini bagian dari proses takhalliy (pengosongan) diri dari segala kesyirikan, kezaliman dan dosa.

2. Jika kita telah mensucikan Allah, dan semoga kita bersih dari syirik, maka tahap (maqam) selanjutnya adalah tahmid, yaitu mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi/milik Allah) 33 kali. Zikir pada tahap ini tunjukannya adalah menegaskan dan menguatkan rasa syukur kita atas segala nikmat dan rahmat Allah, dan lebih dari itu, juga untuk syukur kita atas ujian yang diberikan Allah yang berguna meningkatkan iman dan takwa kita. Nabi kita mengajarkan bahwa pengucapan alhamdulillah ditujukan untuk segala nikmat yang jadi penyempurna kebaikan bagi hidup kita dan untuk segala keadaan yang kita alami dan rasakan.  (الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات؛ الحد لله الذى على كل حال). Berdasarkan bimbingan Nabi tersebut,  para ulama mewariskan ucapan "alhamdulillahi 'ala kulli halin wa fi kulli halin wa bi ni'matin" (segala puji bagi Allah pada segala keadaan dan dalam segala keadaan dan nikmat) yang kita terima. Semoga kesadaran tahmid ini menyampaikan kita kepada 'abdan syakura (hamba yang bersyukur). Mengucapkan tahmid membimbing ruhaniah kaum beriman untuk terbebas dari sikap sombong, congkak, angkuh dan berbagai syirik khafi (syirik halus) lainnya.

3. Tahapan selanjutnya, setelah fase tahmid (syukur), maka kita naik lebih tinggi ke puncak tauhid dengan mengucapkan takbir (Allahu Akbar). Pada fase (maqam) takbir ini, setelah tadinya kita telah merdeka dari syirik dan kesadaran syukur kita telah menghunjam, maka kita mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar) 33 kali. Di puncak ini, kita men-tajalli-kan (memanifestasikan) dengan sempurna keyakinan tauhid sehingga hanya Allah Yang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Tinggi dan Maha Sempurna. Berbarengan dengan itu, kita hanya takut kepada Allah, dan tidak lagi takut kepada makhluk.

Di puncak pembebasan dari syirik dan pencapaian tauhid yang murni ini, kita sempurnakan zikir kita dengan ucapan pamungkas: la ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahulmulku walahulhamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir (Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Dia-lah yang memiliki segala kekuasaan, dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).

Insya Allah, dengan membaca zikir di atas setiap selesai shalat dengan tadharru' (rendah hati), khufyah (lemah lembut), khauf (rasa takut) dan thama' (penuh harap), maka Allah akan menggugurkan dosa-dosa kita. Amin...
Allahu a'lam.

Gambar: Safari KKL di Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan, 27 Agustus 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar