Rabu, 24 Agustus 2022

PENGETAHUAN: 'ILM, KNOWLEDGE DAN SCIENCE



Definisi
            Istilah Arab untuk pengetahuan adalah 'ilm, sementara dalam bahasa Inggris, pengetahuan diistilahkan dengan knowledge dan science. Filsafat Barat membedakan knowledge dan science. Istilah knowledge dimaksudkan untuk menyebut semua kesan indrawi yang masuk ke dalam intelek manusia sehingga manusia memiliki pengetahuan dan pemahaman tingkat paling awal tentang berbagai objek. Pemahaman paling awal ini belum teruji kebenarannya, karena baru kesan pertama tentang objek. Kesan pertama ini terkadang objektif tetapi sering pula bersifat subjektif. Oleh karena itu dalam filsafat Barat, knowledge ini disebut juga common sense (pengetahuan awam) atau good sense  (pengetahuan yang dipandang baik dalam ukuran awam). Di sisi lain science (sains) yang dalam filsafat Barat dipahami sebagai pengetahuan ilmiah. Sebagai pengetahuan ilmiah, maka menurut Kemeny (1959) science adalah semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantaraan metode ilmiah (all knowledge collected by means of scientific method). Titus (1984) menjelaskan bahwa science dipahami oleh banyak ahli seagai suatu istilah yang menunjuk suatu metode yang berguna untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. (Adib, 2017: 49). Science (sains) di Barat dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat objektif/faktual, rasional, dan empirik. Di luar sifat yang demikian maka bagi filsafat keilmuan Barat tidak dikategorikan sebagai sains. 

       Dalam perspektif filsafat Islam, ilmu ('ilm) tidaklah sekedar sains, tapi juga menunjuk pengetahuan yang jauh di atas sains yang lazim disebut pengetahuan 'irfani. Pengetahuan 'irfani adalah pengetahuan ruhaniah tentang Allah SWT yang diperoleh melalui zikrullah dan tazkiyatunnafsi (penyucian diri). Oleh karena itu dapat dipahami, mengapa Imam Syafi'i menyebut ilmu itu sebagai cahaya Allah. Dan cahaya Allah itu hanya dipancarkan kepada mereka yang dekat kepada Allah.

Jenis Pengetahuan
      Berdasarkan sumbernya (indra, akal dan hati), maka jenis-jenis pengetahuan terdiri dari pengetahuan biasa (common sense/good sense), pengetahuan ilmiah (science)  dan pengetahuan ilham. Termasuk ke dalam jenis pengetahuan ilham adalah pengetahuan agama/wahyu dan pengetahuan mistik. Dalam perspektif filsafat Islam, jenis pengetahuan terdiri dari 'al-ulum al-'aqliyah (ilmu-ilmu rasional: sains dan filsafat),  dan 'ulum ad-diniyah (ilmu-ilmu keagamaan).

        Dalam pembagian yang lebih modern, jenis ilmu terdiri dari ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum ad-diniyyah), ilmu-ilmu sosial dan humaniora (al-'ulum al-insaniyyah), ilmu-ilmu kealaman (al-'ulum al-kauniyyah).

Klasifikasi dan Hirarki Pengetahuan
    Secara hirarkis ---mulai dari yang rendah ke yang tinggi--- pengetahuan diklasifkasi kepada pengetahuan biasa (common sense), pengetahuan ilmiah (science), pengetahuan filsafat (philosophy), dan pengetahuan agama (religious science). Dalam perspektif Filsafat Islam, klasifikasi pengetahuan terdiri dari 'ulum al-hissiyah (ilmu-ilmu indrawi), 'ulum al-'aqliyyah (ilmu-ilmu rasional/sains), falsafah (filsafat), dan 'ulum ad-din (ilmu-ilmu keagamaan).

Historisitas Perkembangan Ilmu di Barat
        Pasca renaissance Eropa (abad ke-14 s.d.17), sebagai dampak konflik ilmuan dan tokoh gereja, para ilmuan Barat melepaskan ilmu keagaman dari wilayah ilmu pengetahuan (sains). Dalam doktrin baru yang dikembangkan, sains harus bebas nilai, terutama nilai agama. Implikasi lebih lanjut, sains hanya berkaitan dengan rasio dan empiri. Dalam pandangan ini, di luar wilayah rasio dan empiri bukan wilayah sains dan bukan wilayah ilmu pengetahuan.

Bagaimana dalam Islam?
        Sejak awal, secara konsisten, para ilmuan Muslim memiliki pandangan bahwa wahyu (dalam hal ini Al-Qur'an) berposisi sebagai pijakan philosophy, paradigma dan grand theory pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara demikian, maka dalam Islam tidak mendikhotomikan ilmu agama, sains dan humaniora. Meskipun secara operasional tampak memiliki otonomi pengembangan masing-masing, namun pada hakikatnya tiga bagian ilmu ini satu (wahdah al-'ilmi). Semua ilmu bersumber dari Allah dan bertujuan untuk mengenal Allah (ma'rifatullah).

(Gambar: Pemandangan jelang Kota Barus dalam rangka Safari KKL, 22 Agustus 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar