Sabtu, 21 Mei 2022

PENGUATAN PESANTREN MUHAMMADIYAH DALAM MEMPERSIAPKAN ULAMA DAN MUBALLIGH MUHAMMADIYAH


Assalamu 'alaikum wr wbr.

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن واله
Yang sama-sama kita hormati, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar Muhammadiyah, bil khusus al-Mukarram Mudir al-Ma'had beserta seluruh ustadz dan ustadzah dan tenaga kependidikan
Yang terhormat para orang tua/wali santri, hadhirin walhadhirah yang dirahmati Allah.

Sebelum sambutan mewakili orang tua santri ini kami sampaikan, izinkan kami sedikit memperkenalkan diri.
Nama saya Anhar Nasution. Orang tua dari Aqsha Ma'arif Az-Zuhriy, santri kelas XII. Ibu dari anak saya ini namanya Nur Azizah, seorang putri minang yang lahir di Medan. Mertua laki-laki berasal dari Padang, suku Tanjung. Sementara mertua perempuan berasal dari Payakumbuh, suku Simabur. Jadi pada tubuh Aqsha Maarif ini juga mengalir darah minang. Saya lahir 50 tahun lalu di Pasaman Barat dari pasangan seorang ayah bermarga Nasution dan ibu bermarga Lubis yang bertempat tinggal di Pasaman Barat. Sejak 1991, pindah ke Padangsidimpuan, Sumut untuk belajar hingga menjadi dosen di IAIN Padangsidimpuan. Di luar kampus, saya aktif sebagai salah seorang wakil ketua pada PDM Kota Padangsidimpuan.

Atas nama orang tua dan wali santri kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar Muhammadiyah, seluruh majelis guru dan tenaga kependidikan yang telah berjasa dalam mendidik anak-anak kami hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik pada Pondok Pesantren yang kita cintai ini.
Kami juga mohon maaf yang tulus kepada Bapak Ibu semua atas segala tindak tanduk anak-anak kami. Begitu pula interaksi kita yang tidak pantas apakah langsung atau tidak langsung.
Terima kasih yang tulus --- meskipun tidak lagi bersama kita di acara ini--- juga kami aturkan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lima Puluh Kota, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Lima Puluh Kota dan juga kepada Majelis Dikdasmen PDM Kab. Lima Puluh Kota atas segala binaan, bimbingan dan perhatiannya selama anak-anak kami menimba ilmu di sini. Doa kami semoga Bapak dan Ibu, ustadz-ustadzah diberi Allah ganjaran pahala amal jariyah yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin.

Sebagai orang tua/wali, kami juga sangat senang dan bangga kepada torehan prestasi dalam bidang akademik, keagamaan, seni dan olah raga yang diraih oleh Ponpes tercinta ini.

Sebagai bagian dari stakeholders Pesantren ini izinkan kami menyampaikan beberapa pesan dan pandangan kami yang kami anggap penting sebagai tanda cinta dan sayang kami kepada pondok ini:
Pesan cinta yang pertama, keberadaan Ponpes ini disamping sebagai lembaga pendidikan Islam juga menjadi benteng pertahanan bagi gerak langkah Muhammadiyah. Oleh karena itu, peran perjuangannya tidak saja dalam mendidik generasi bangsa yang berkepribadian insan kamil, tetapi juga berperan dalam menyiapkan kader ulama dan muballigh Muhammadiyah sebagai pelanjut, pelangsung dan penyempurna dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.

Kedua, dengan konsisten melakukan dua peran pokok yang melekat pada pondok pesantren dan madrasah Muhammadiyah ini (peran pendidikan dan peran kaderisasi) maka diharapkan dapat mengatasi kekurangan (untuk tidak mengatakan krisis) ulama dan muballigh Muhammadiyah yang terjadi di berbagai daerah.

Ketiga, menyadari dengan sepenuh hati kekurangan SDM ulama dan muballigh Muhammadiyah ini, maka hemat kami ---sebagai orang tua/wali--- semua pondok pesantren dan madrasah Muhammadiyah, tak terkecuali Pondok Pesantren yang kita banggakan ini harus menguatkan langkah perjuangan pendidikan yaitu: 
Poin 1: Penguatan kemampuan bahasa Arab anak-anak kita, terutam maharatul qira'ah (kemampuan membaca kitab) dan maharatul kitabah (kemampuan menulis). Sementara maharatul kalam (kemampuan percakapan) dan maharatul istima' (kemampuan menyimak) cukup pada tingkat elementer saja. Saat ini banyak pilihan cara belajar dalam menguatkan maharatul qiraah. Jika tidak bisa dengan offline, maka bisa dengan online. Hal terpenting terkait maharatul qiraah ini, santri diberi kemampuan nahwu sharaf dan setelah itu dibimbing membaca kitab. Kami yakin, jika konsisten dilakukan, maka dalam masa dua tahun saja hasilnya akan signifikan. Apa lagi dengan limit waktu tiga tahun.
Poin 2: penguatan tahsin al-Quran dan tahfizh surat dan ayat pilihan. Tujuan pokoknya adalah mereka kompeten menjadi imam shalat dan imam keagamaan lainnya di tengah masyarakat.
Poin 3: penguatan paham keagamaan Muhammadiyah (fiqh hasil-hasil tarjih untuk tingkat Tsanawiyah, sementara untuk siswa/santri Aliyah dapat ditambah dengan manhaj tarjih dan tajdid).

Tiga poin ini, dalam diskusi-diskusi yang saya ikuti merupakan min al-mas'alati ad-dharuriyyah (masalah sangat serius) untuk dikerjakan. Karena taruhannya adalah masa depan dakwah persyarikatan Muhammadiyah.

Terkait aspek manajerial, kita yang bekerja pada lembaga pendidikan dituntut untuk melakukan pelayanan yang humanis. Dalam berucap dan bergaul dengan semua person di pondok ini, Alquran menuntun kita untuk mengucapkan perkataan yang qaulan karima (perkataan yang mulia), qaulan ma'rufa (perkataan yang baik/sesuai dengan 'urf), qaulan sadida (perkataan yang benar), qaulan baligha (perkataan yang membekas di hati), qaulan layyina dan (perkataan yang lemah lembut). Pengalaman kami di perguruan tinggi, ada sebagian mahasiswa yang mengkampanyekan supaya jangan masuk prodi tertentu, karena layanan disitu katanya buruk. Kata yang berkampanye lagi, sebagian dosennya bersikap sombong (bicaranya kasar, susah dijumpai, dllsb).

Kami melihat, pondok kita ini dipimpin oleh orang-orang muda. Orang-orang muda ini tentu saja masih fresh, sehingga akan lapang dada dan pikirannya dalam menerima berbagai masukan positif, juga kreatif dan cerdas dalam mengelola perubahan.

Kami para orang tua ini menaruh harapan kepada Bapak dan Ibu semuanya, semoga Pondok kita ini tetap semangat berjuang mendidik generasi penerus bangsa dan pelanjut gerakan dakwah Muhammadiyah.

Akhir kata, mewakili orang tua, kami mengucapkan Barakallah lil ma'hadil kautsar al-muhammadiyyah al-ashriyyah yg ke 33. Selamat panjang umur, semoga kiprah lembaga kita ini semakin dirasakan, tidak saja oleh masyarakat Sumbar, tetapi masyarakat di berbagai daerah Sumatera dan nasional. Amin ya mujibas sailin.

Demikian sambutan kami.
Nashrun minallah wa fathun qarib
Wabasysyiril mu'minin
Billahittaufik walhidayah
Wassalamu 'alaikum wr wbr.

(Sambutan mewakili orang tua/wali santri pada acara Pelepasan Santri Kelas XII PPM Al-Kautsar Muhammadiyah, Harau, Kab. Lima Puluh Kota, 21 Mei 2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar