Tanggapan Bang Irwan Saleh Dalimunthe pada WAG "Dosen Tetap IAIN Psp" terhadap artikel: "Jangan Kesampingkan Qalbu...":
Teknik Melatih Qolbu menuju kesucian (keputihannya) butuh jalan atau metode. Tasauf menyodorkan ini, yakni Tarekat. Dalam teks Al-Quran dan Hadits selalu digunakan dengan bahasa Zikr. Iya Ingat, iya Sebut-sebut...Teknik inilah mungkin yang perlu dikaji dan disesuaikan dengan situasi. Tawaran Mhd. Amin Abdullah dalam buku Multidisiplin, ada 10 ceklis yg perlu dikaji dan didalami oleh kita semua...
Tanggapan balik saya:
Ya, betul bang.
Tulisan singkat ini ("Jangan Kesampingkan Qalbu...") mencoba membuat penjelasan (bersifat epistemologis) tentang bagaimana qalbu bekerja memahami objek.
Pemahaman saya sementara, jika kita memahami ayat Al-Quran (agama) dan Ayat Kauniyah (Sains; alam semesta) dengan qalbu, maka hasil puncaknya adalah sama-sama pengkudusan asma' Allah.
Hal ini sebagai konsekuensi sifat qalbu yg rabbaniyah (bersifat Ketuhanan).
Al-Ghazali: Qalbu yang suci akan menangkap makna-makna batini yang rabbaniyah dari ayat-ayat Al-Quran.
Tentu pula, qalbu yang suci akan mampu pula menangkap makna-makna batini yang rabbaniyah dari ayat-ayat kauniyah.
Yang menyebut demikian itu Al-Quran sendiri. (Untaian doa Ulul albab sebagai berikut: Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina 'adzabannar; Wahai Tuhan kami, tidak ada ciptaan-Mu ini yang sia-sia, Maha Suci Engkau. Oleh karena itu lindungilah kami dari azab neraka. Ali Imran 191).
Chat tambahan pada WAG yang sama:
Pesan Teoantropoekosentris
----Saat shalat dan berdzikir, kepekaan nurani kita bekerja dalam kondisi kontak ruhaniyah dengan Allah sehingga di antara kita merasakan munculnya pengetahuan 'irfani (intuitif) yang indah dan sulit dituliskan.
-----Begitu pula saat seorang Muslim mendalami Sains. Karena ia sadar bahwa Sains itu juga ayat-ayat Allah, maka kepekaan nuraninya bekerja lalu memberinya pengetahuan 'irfani (intuitif) yang indah yang sama dengan pengetahuan yang diperoleh saat shalat dan dzikir.
----- Pemahaman Agama dan Sains sama-sama membutuhkan kesucian qalbu, sehingga akan mudah menangkap ilham ruhaniyah yang rabbaniyah.
-----Pada akhirnya Agama dan Sains bertemu dalam lubuk ma'rifatullah ('irfani) yaitu lubuk pengetahuan ruhaniah yang dalam dan indah tentang Kemahaagungam Asma' Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar